A.
PROFIL PERUSAHAAN
v Bidang Usaha : Makanan
v Jenis Makanan : Tahu Bungkeng (Boen Keng)
v Alamat Perusahaan : Jl. Sebelas April No. 53 (pusat)
v Nama Pemilik : Suriadi
v Tahun Berdiri : 1917
v Cabang : 1. Prabu
Gajah agung (1)
2. Jl. Mayor Abdurrahman (2)
3. Tegal Sari (1)
B. Sejarah Berdirinya Dan Berkembangnya “Tahu Bungkeng”
Tahu
Boengkeng dimulai tahun 1917 oleh seorang imigran China bernama Ong Kino. Pada
tahun 1913 Ong Kino membuat tahu untuk dikonsumsi oleh keluarganya. Lama
kelamaan tahu yang di produksi Ong Kino pun disukai teman-temannya, sehingga
Ong Kino memutuskan menjajakan tahu yang dalam bahasa China disebut “
Daging Tak Bertulang “ . Dari situlah tahu menjadi cikal bakal
makanan ciri khas Sumedang yang kita kenal sekarang.
Pada
tahun 1960an Ong Kino kembali ke China dan usaha pembuatan Tahu diteruskan oleh
anak tunggalnya yang bernama “ Boen Keng”, maka usaha tahu tersebut dinamakan
“Tahu Boen Keng”/ lebih dikenal dengan sebutan
“ Tahu Bungkeng” sampai sekarang. Dari Boen Kang terus diteruskan
kembali oleh salah satu anaknya yang bernama Ukim pada tahun 1960an.
Pada
tahun 1994 hingga sekarang usaha tersebut dipegang oleh salah satu dari ke-7
anaknya Ukim yang bernama Suriadi.
Dalam
perjalanan menjalankan usaha Tahu tersebut. Suriadi berhasil mengembangkan
usahanya dengan mendirikan cabang diberbagai tempat strategis yang ada di
Sumedang, yaitu di Jl. Prabu Gajah Agung, Jl. Mayor Abdurrahman, dan di
Tegalsari.
Selain
memproduksi tahu, beliau juga menjual sembako seperti minyak sayur, terigu,
gula dan lain-lain. Sekaligus memasarkan produk orang lain seperti aromanis,
keripik, rangginang, sale, dan sebagainya.
C.
1. FAKTOR PENDORONG
a.
Sumber Daya Manusia
·
Etos Kerja
·
Keuletan
·
Kesetiaan pembuatnya
b.
Sumber Daya alam
·
Air yang bersih
·
Kedelai yang berkualitas baik
2. FAKTOR PENGHAMBAT
a. Terbatasnya
pendidikan dan keterampilan yang dimiliki oleh karyawan.
b. Bahan baku yang
kurang baik
c. Pembuatannya
tidak utuh 100%
d. Diwaktu-waktu
tertentu tidak selalu ramai seperti hari-hari libur dan hari-hari besar.
e. Kerusakan pada
mesin.
D. PROSES PEMBUATAN
·
Pertama kacang kedelai direndam selama 3-4jam
·
Kedelai kemudian di cuci
·
Lalu digiling
·
Kedelai yang telah digiling direbus
·
Lalu disaring
·
Setelah proses penyaringan dibagi 2 :
ü Bagi yang
mengendap dipisahkan dan yang nantinya akan menjadi tahu.
ü Bagi yang lainnya
yang disebut cuka tahudipisahkan dan disimpan untuk digunakan sebagai
campuranpada proses perebusan selanjutnya.
·
Dicampuri cuka
·
Didiamkan sampai menjadi tahu
·
Tahu yang sudah keras kemudian dicetak/dipotong
·
Sebelum digoreng tahu dimasukan ke air garam
·
Dan kemudian digoreng
·
Tahu siap saji
Dalam
satu hari kedelai dibutuhkan 1-2 kuintal, namun itu juga tergantung pada
konsumen yang membeli. Jadi bias kurang atau lebih dari rata-rata banyak
kedelai yang bias dihabiskan
E.
Omset/ penghasilan
Tahu bungkeng dalam sehari bias menghasikan Rp. 1.000.000 – 2.000.000
perhari.
F. ANALISIS SWOT
1.
STRONG
·
Banyak diminati konsumen baik dari dalam maupun luar Sumedang
·
Cita rasa yang khas
·
Kualitas yang higienis
·
Sumber daya alam dan sumber daya manusia yang mendukung
2.
WEAKNESS
·
Cita rasa yang khas ada kalanya mengalami sedikit kegagalan
·
Ukuran lebih kecil dibanding tahu yang lain
3.
OPPORTUNITY
·
Disaat hari-hari libur sekolah dan hari raya besar keuntungan lebih
besar
·
Tempat yang strategis
·
Masyarakat dari dalam maupun luar Sumedang lebih mengenal Tahu Bungkeng
disbanding tahu yang lain
4.
THREAT
·
Banyaknya pesaing
·
Harga bahan baku terkadang melonjak tinggi
G. KESIMPULAN
Sesuai
dengan apa yang telah kita amati dari perjalanan mengembangkan usaha Tahu
Bungkeng oleh pemiliknya, maka hal tersebut memberikan motivasi bagi kita untuk
selalu berusaha mengembangkan ilmu dan talenta yang kita miliki.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar