Selasa, 17 Desember 2013

KONFLIK SOSIAL



Ada beberapa pengertian konflik menurut beberapa ahli.
1. Menurut Taquiri dalam Newstorm dan Davis (1977), konflik merupakan warisan kehidupan sosial yang boleh berlaku dalam berbagai keadaan akibat daripada berbangkitnya keadaan ketidaksetujuan, kontroversi dan pertentangan di antara dua pihak atau lebih pihak secara berterusan.

2. Menurut Gibson, et al (1997: 437), hubungan selain dapat menciptakan kerjasama, hubungan saling tergantung dapat pula melahirkan konflik. Hal ini terjadi jika masing – masing komponen organisasi memiliki kepentingan atau tujuan sendiri – sendiri dan tidak bekerja sama satu sama lain.

3. Menurut Robbin (1996), keberadaan konflik dalam organisasi dalam organisasi ditentukan oleh persepsi individu atau kelompok. Jika mereka tidak menyadari adanya konflik di dalam organisasi maka secara umum konflik tersebut dianggap tidak ada. Sebaliknya, jika mereka mempersepsikan bahwa di dalam organisasi telah ada konflik maka konflik tersebut telah menjadi kenyataan.

4. Dipandang sebagai perilaku, konflik merupakan bentuk minteraktif yang terjadi pada tingkatan individual, interpersonal, kelompok atau pada tingkatan organisasi (Muchlas, 1999). Konflik ini terutama pada tingkatan individual yang sangat dekat hubungannya dengan stres.

5. Menurut Minnery (1985), Konflik organisasi merupakan interaksi antara dua atau lebih pihak yang satu sama lain berhubungan dan saling tergantung, namun terpisahkan oleh perbedaan tujuan.

6. Konflik dalam organisasi sering terjadi tidak simetris terjadi hanya satu pihak yang sadar dan memberikan respon terhadap konflik tersebut. Atau, satu pihak mempersepsikan adanya pihak lain yang telah atau akan menyerang secara negatif (Robbins, 1993).

7. Konflik merupakan ekspresi pertikaian antara individu dengan individu lain, kelompok dengan kelompok lain karena beberapa alasan. Dalam pandangan ini, pertikaian menunjukkan adanya perbedaan antara dua atau lebih individu yang diekspresikan, diingat, dan dialami (Pace & Faules, 1994:249).

8. Konflik dapat dirasakan, diketahui, diekspresikan melalui perilaku-perilaku komunikasi (Folger & Poole: 1984).

9. Konflik senantisa berpusat pada beberapa penyebab utama, yakni tujuan yang ingin dicapai, alokasi sumber – sumber yang dibagikan, keputusan yang diambil, maupun perilaku setiap pihak yang terlibat (Myers,1982:234-237; Kreps, 1986:185; Stewart, 1993:341).

10. Interaksi yang disebut komunikasi antara individu yang satu dengan yang lainnya, tak dapat disangkal akan menimbulkan konflik dalam level yang berbeda – beda (Devito, 1995:381)

11. Menurut Soedjono (2002:158), pertikaian adalah suatu bentuk interaksi sosial di mana pihak yang satu berusaha menjatuhkan pihak yang lain atau berusaha mengenyahkan rivalnya.



12. Menurut Soerjono Soekanto (1989:86), pertentangan atau pertikaian atau konflik adalah suatu proses yang dilakukan orang atau kelompok manusia guna memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan yang disertai ancaman dan kekerasan. Oleh karena itu, konflik diidentikkan dengan tindak kekerasan.

13. Ralf Dahrendrof (1959)
Menurut dahrendrof, masyarakat memiliki dua wajah, yaitu konflik dan konsensus (kesepakatan). Jadi, kita takkan punya konflik bila tak ada konsensus terlebih dahulu. Sebaliknya, konflik juga dapat menimbulkan konsensus dalam masyarakat.

14. Randall Collins (1975)
Konflik adalah proses sentral dalam kehidupan sosial sehingga dia tidak menganggap konflik itu baik atau buruk. Collins memandang setiap orang memilki sifat sosial (sociable). Tetapi jga mudah berkonflik dalam hubungan sosial mereka. Konflik bisa terjadi dalam hubunga sosial karena penggunaan kekerasan oleh seseorang atau banyak orang dalam lingkungan pergaulannya.


FAKTOR PENYEBAB KONFLIK
1. Perbedaan individu yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan.
2. Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda
3. Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok
4. Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat.

Terdapat 5 kecenderungan:
Ø Penolakan: konflik menyebabkan tidak nyaman
Ø Kompetisi: konflik memunculkan pemenang
Ø Kompromi: ada kompromi & negosiasi dalam konflik untuk meminimalisasi kerugian
Ø Akomodasi: ada pengorbanan tujuan pribadi untuk mempertahankan hubungan
Ø Kolaborasi: mementingkan dukungan & kesadaran pihak lain untuk bekerja bersama-sama.


2.4 Akibat Konflik
Hasil dari sebuah konflik adalah sebagai berikut :
§ meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok (ingroup) yang mengalami konflik dengan kelompok lain.
§ keretakan hubungan antar kelompok yang bertikai.
§ perubahan kepribadian pada individu, misalnya timbulnya rasa dendam, benci, saling curiga dll.
§ kerusakan harta benda dan hilangnya jiwa manusia.
§ dominasi bahkan penaklukan salah satu pihak yang terlibat dalam konflik.




2.5 Contoh Konflik                                                                                                                  
Ada beberapa contoh konflik yang terjadi di bebbagai belahan dunia antara lain:
Ø Konflik Vietnam berubah menjadi perang.
Ø Konflik Timur Tengah merupakan contoh konflik yang tidak terkontrol, sehingga timbul kekerasan. hal ini dapat dilihat dalam konflik Israel dan Palestina.
Ø Konflik Katolik-Protestan di Irlandia Utara memberikan contoh konflik bersejarah lainnya.
Ø Banyak konflik yang terjadi karena perbedaan ras dan etnis. Ini termasuk konflik Bosnia-Kroasia (lihat Kosovo), konflik di Rwanda, dan konflik di Kazakhstan.

Faktor- factor penyebab konflik social
-     perbedaan individu  
-     perbedaan latar belakang kebudayaan
-     perbedaan kepentingan
-     perubahan-perubahan nilai yang cepat
-     perbedaan status dan peranan
-     perbedaan cara mencapai tujuan
-     perbedaan dalam penggunaan sarana dalam mencapai tujuan
Situasi-situasi penyebab konflik dikemukakan oleh Ursula Lehr (1980):
1.    Konflik dengan anak-anak sendiri
2.    Konflik dengan sanak keluarga
3.    Konflik dengan orang lainkonflik dengan suami atau istri konflik di sekolah
4.    Konflik dal am pemilihan pekerjaan
5.    Konflik dengan orangtua sendiri
6.    Konflik agama
7.    Konflik pribadi

TATA RUANG KANTOR



A.   Pengertian

Menurut George R. Terry dalam buku Office Menegement and Control tahun 1958, tata ruang kantor adalah penentuan mengenai kebutuhan-kebutuhan ruang dan tentang penggunannya secara  terperinci dari ruangan tersebut untuk menyiapkan suatu susunan praktis dari faktor-faktor fisik yang dianggap perlu bagi pelaksanaan kerja perkantoran dengan biaya yang layak.

B.   Tujuan

·        Mencegah penghamburan tenaga dan waktu para pegawai karena prosedur kerja dapat dipersingkat.
·        Menjamin kelancaran proses pekerjaan yang bersangkutan.
·        Memungkinkan pemakaian ruang kerja secara efisien.
·        Mencegah para pegawai di bagian lain terganggu oleh publik yang akan menemui suatu bagian tertentu, atau oleh suara bising lainnya.
·        Menciptakan kenyamanan bekerja bagi para pegawai.
·        Memberikan kesan yang baik terhadap para pengunjung.
·        Mengusahakan adanya keleluasan bagi:
*    Gerakan pegawai yang sedang bekerja
*    Kemungkinan pemanfaatan ruangan bagi keperluan lain pada waktu tertentu.
*    Kemungkinan perkembangan dan perluasan kegiatan dikemudian hari.

C.   Asas-Asas Pokok Ruang Kantor

Dalam buku Pratical Plan Layout tahun 1955, Richard Muther mengutarakan tentang azaz-azaz pokok tata ruang kantor adalah sbb:

*    Asas Jarak Terpendek
Merupakan jarak terpendek antara 2 titik dalam garis lurus.


*    Asas Rangkaian Kerja
Merupakan penempatan para pegawai dan alat-alat kantor menurut rangkaian yang sejalan dengan urutan-urutan penyelesaian pekerjaan.

*    Asas Penggunaan Segenap Ruang
Apabila mungkin, tidak ada ruang yang tidak terpakai, tidak hanya yang berupa luas lantai, tetapi juga vertikal ke atas maupun ke bawah.

*    Asas Perubahan Susunan Tempat Kerja
Apabila diperlukan dapat dirubah dengan mudah, misalnya tata ruang kantor terpaksa dirubah karena:
a)    Perubahan proses kerja/prosedur kerja kantor.
b)    Penemuan teknologi baru, dll.

D.   Penyusunan Tata Ruang Kantor

a)    Tata ruang kantor berkamar ( Cubicle Type Offices ).
b)    Tata ruang kantor terbuka ( Open Plan Offices ).
c)     Tata ruang kantor berhias atau berpanorama/bertaman      ( Landscape Offices ).
d)    Tata ruang kantor yang merupakan gabungan antara bentuk tata ruang kantor berkamar, tata ruang kantor terbuka, dan tata ruang kantor berhias.

Tata ruang kantor berkamar adalah ruangan untuk bekerja yang dipisahkan atau dibagi dalam kamar-kamar kerja.

Keuntungan:

*    Konsentrasi kerja lebih terjamin.
*    Pekerjaan yang bersifat rahasia, dapat lebih terjamin atau terlindungi.
*    Untuk menambah kewibawaan, status pejabat sehingga selalu terpelihara adanya kewibawaan pejabat/ pimpinan.
*    Untuk menjamin keberhasilan kerja dan merasa ikut bertanggungjawab  atas ruangan dan merasa ikut memiliki.


Kerugian:

*    Komunikasi langsung antar pegawai tidak dapat lancar, sehingga kesempatan untuk mengadakan komunikasi menjadi  berkurang.
*    Diperlukan biaya yang lenih besar untuk biaya pemeliharaan ruangan, pengaturan penerangan, dan biaya peralatan lainnya.
*    Pemakaian ruangan kurang luwes apabila ada perubahan dan perkembangan organisasi.
*    Mempersulit pengawasan.
*    Memerlukan ruangan yang luas.

MONYET PEUCANG NIPU



            Aya hiji Monyet manggihan kebon cau anu lega jeung loba buahna.
            Manéhna atoheun pisan.
            Manéhna nyaritakeun panggihanana éta ka sato-sato anu séjén.
            " Tapi omat nya kebon éta téh anu Pak Tani, lamun maranéh datang ka éta kebon, pasti bakal di paéhan ku Pak Tani." ceuk Monyet.
            Si Peucang ogé ngadéngé béja  masalah kebon cau anu lega éta.
            Sanggeus éta Si Peucang hésé-hésé néangan ka ditu ka dieu, tungtungna kapanggih kebon cau anu Pak Tani téh.
            Si Peucang asup ka kebon, tapi manéhna teu bisa ngala cau anu dina tangkalna kénéh.
            Waktu harita manéhna keur mikir, ngadadak Si Peucang di balédog ku cangkang cau.
            Manéhna rék lumpat di sangka anu ngabalédog téh Pak Tani.
            Waktu manéhna ningali ka luhur, gening anu ngabalédog téh Monyet.
            "Ekh, gening manéh Monyet! Dasar Monyet bodo!" ceuk Peucang.
            "Hehehe! Bodo-bodo ogé aing mah bisa naék, ngala cau saseubeuhna." ceuk Monyet.
            "Dasar Monyet bodo! Sabenerna tadi pas malédog téh teu keuna, sabab ku cangkangna." ceuk Peucang.
            "Sok lah balédog ayeuna ku cauna, bisa henteu Monyet bodo?" ceuk Peucang.
            Sanggeus kitu Monyet ngambek pédah disebut bodo, terus manéhna malédogan Si Peucang ku cau anu geus arasak.
            Keur di balédogan téh Si Peucang nyingcet waé, tungtungna Monyet hayoh ngabalédogan deui sabab hayang keuna ka Si Peucang nepika cau anu 30 siki téh nyésa 2 siki deui anu aya dina tangkal.
             Si Monyet geus lila mikir, yén Si Peucang ngahaja ngabohongan manéhna sabab cauna kari sasiki.
            Tadina rék di balédogkeun deui ka Si Peucang,tapi tungtungna kalah di dahar ku sorangan.
             Si Peucang  jadi meunang loba cauna, anu meunang malédogkeun Monyet.
Si Peucang gura-giru ngagundukeun cau-cau anu pabalatak jeung ngadahar cau éta nepi ka seubeuh.
            Tuntungna Si Monyet sadar yén manéhna bodo.