“ Disuatu
desa tinggallah seorang gadis cantik bernama Rahma. Dia tinggal bersama ayah
kandungnya ( Bpk. Hendra ), Ibu tirinya ( Ibu Ranti ) dan
adik tirinya ( Sandra ). Rahma adalah anak yang shalehah, ia selalu menurut pada
kedua orang tuanya. Walaupun ibu dan adik tirinya selalu menyuruh Rahma untuk
mengerjakan semua pekerjaan rumah sendiri, ia tidak pernah membangkang terhadap
apa yang mereka suruh. Rahma selalu mengerjakan semua pekerjaan rumah dengan
senang hati.”
Pada suatu hari, pagi-pagi
sekali Rahma disuruh oleh ibu tirinya untuk berbelanja ke pasar. Rahma hanya
diberi uang belanja dan ongkos sebanyak Rp. 50.000,00. Ibu tirinya berkata
bahwa ia harus membeli daging ayam, sayur mayur dan buah-buahan. Rahma bingung,
bagaimana caranya ia bisa mendapatkan semuanya itu dengan uang Rp. 50.000,00.
Tapi walaupun begitu, Rahma tetap pergi ke pasar karena takut ibu tirinya akan
marah. Sehabis berbelanja, Rahma duduk dipinggir jalan sejenak. Tiba-tiba ada
seorang pengemis yang meminta sedikit sedekahnya. Rahma bingung, karena uangnya
tinggal Rp. 5.000,00 dan ia harus segera pulang ke rumah untuk memasak dengan
mengendarai angkot. Tapi karena Rahma merasa kasihan melihat pengemis itu, ia
pun memberikan uangnya yang tinggal Rp. 5.000,00 itu kepada pengemis. Dan Rahma
pun pulang ke rumah dengan jalan kaki.
Setelah Rahma selesai memasak,
ia pergi ke mesjid untuk membersihkan mesjid dan sekitarnya bersama
teman-temannya. Sewaktu Rahma akan pulang ke rumah, terlihat ada seorang pria
tampan juga mapan sedang bercakap-cakap dengan salah satu pengurus mesjid di
depan pagar. Ia pun mendekatinya dan tiba-tiba Rahma tersandung batu. Lalu
Rahma pun tidak sengaja memegang tangan pria itu dan jatuh dalam pangkuannya.
Mereka saling bertatapan sejenak dan setelah itu Rahma pun segera bangun dan
menjauh dari pria itu. Rahma sangat berterima kasih padanya, lalu pulang ke
rumah bersama temannya sambil tersenyum-senyum. Rahma merasa kalau ia menyukai
pria itu.
Pada sore harinya, ada seorang
pria yang datang ke rumah Rahma. Ternyata pria itu adalah pria yang tadi
bertemu dengan Rahma sewaktu di mesjid. Disitu terlihat Sandra, adiknya Rahma
sedang menyapu di teras dengan wajah yang malas. Saat Sandra melihat pria itu,
ia langsung menyukainya. Pria itu bernama Rama dan ia merupakan anak
konglomerat. Rama berkata pada Sandra bahwa ia ingin bertemu dengan Bpk.
Hendra. Kebetulan juga Rahma adalah anak Bpk. Hendra. Lalu Sandra pun masuk dan memanggil ayahnya.
Sewaktu Rama menunggu diluar, ia bertanya pada warga yang sedang lewat di depan
rumah itu akan siapa gadis yang tadi sedang menyapu. Orang itu pun menjawab
bahwa itu adalah pembantu rumah tangga.
Setelah Rama dan Bpk. Hendra
selesai membicarakan bisnis, sebelum Rama pulang ia menitip salam untuk anaknya
Bpk. Hendra. Rama mengira kalau Bpk. Hendra hanya mempunyai 1 anak gadis,
padahal orang yang tadi menyapu juga anaknya Bpk. Hendra. Setelah Rama pulang,
Bpk. Hendra memberitahukan pada anaknya Sandra bahwa Rama menitip salam
untuknya. Ayahnya hanya memberitahukan Sandra karena Sandra lah yang tadi
bertemu dengan Rama. Sandra sangat senang karena sepertinya cinta Sandra tidak
bertepuk sebelah tangan. Saat Rama sampai di rumahnya, ia berkata pada ayahnya
bahwa ia menyukai anak Bpk. Hendra dan ingin menikahinya. Ayahnya Rama pun
setuju dengan apa yang Rama inginkan.
Pada malam hari itu juga,
ayahnya Rama menelpon Bpk. Hendra untuk mengatakan bahwa anaknya sangat
menyukai Sandra dan berniat untuk meminangnya. Setelah itu, ayahnya Sandra pun
memberitahu Sandra dan Sandra pun setuju untuk bertunangan dengan Rama.
Pada hari pertunangan Rama dan
Sandra akan dimulai, Rama terkejut karena ternyata wanita yang akan ia pinang
bukanlah Rahma.
Rama : “ Pah,..bukan dia gadis yang aku
sukai.”
Ayah Rama :
“ Lho, kenapa? Ini kan anaknya Bpk. Hendra. Kalau bukan ini, lalu yang mana?”
Rama : “ Gadis yang aku sukai itu adalah
gadis yang bertemu denganku sewaktu di mesjid minggu lalu.”
( Lalu
Rahma datang membawa minuman untuk para tamu)
Rama : “ Ini dia gadis yang aku sukai.”
( Rahma
pun terkejut )
Rahma : “ Tunggu! Ada apa ini ? Maksud kamu
apa menyukaiku? Kan kamu akan bertunangan dengan adikku.”
Rama : “ Ini ada kesalahpahaman.
Sebenarnya saya menyukai kamu bukan adikmu. Saya mengira Bpk. Hendra hanya
mempunyai 1 anak gadis dan ternyata ada 2 anak gadis, karena waktu itu ada
warga mengatakan kalau adikmu itu seorang pembantu.
Suasana
pun menjadi tegang dan akhirnya acara pertunangan itu batal. Rama dan ayahnya
pulang. Sandra menjadi marah pada Rahma dan Rahma pun di usir dari rumah oleh
Sandra dan ibu tirinya. Ia pun tinggal di panti asuhan bersama anak-anak dan
ibu pengurus panti tersebut. Suatu hari ibu panti sakit dan tidak mempunyai
uang sama sekali untuk berobat. Oleh karena itu, Rahma dan anak-anak berniat
mencari uang dengan mengamen.
Saat
2 orang anak panti itu akan menyeberang rel kereta api, mereka terjatuh dan
kaki dari salah satu anak itu terselip di rel kereta itu. Mereka panik karena
kereta terlihat sudah dekat. Rahma pun segera menolong mereka dan untungnya
mereka bisa menghindar dari kereta api itu. Setelah kejadian itu, tiba-tiba
saja Rahma merasa bahwa kakinya sembuh. Dan Rahma pun mengucap syukur
Alhamdulillah atas karuniaNYA.
Pada
malam harinya, saat Rahma sedang mengajar anak-anak mengaji tiba-tiba datang
Rama, ayah dan ibunya juga Sandra ke panti asuhan. Rama mengatakan bahwa ia
sungguh-sungguh mencintainya dan ingin menikahinya.
Rama : “ Rahma, aku sungguh-sungguh
menyukaimu dan aku ingin menikah denganmu.
Apa kamu bersedia
menikah denganku?”
Rahma berpikir sejenak. Lalu Rahma pun berdiri
meminta izin pada ayahnya untuk menikah dengan Rama. Semua orang yang ada
disitu merasa terkejut dan senang karena Rahma sudah sembuh dan tidak pincang
lagi.
Rahma : “ Ayah, apa menurut pendapat
ayah?”
Ayah Rahma
: “ Kalau kamu memang menyukainya, kamu terima saja. Ayah akan mendukung semua keputusan yang akan kamu ambil.”
( Beberapa
menit kemudian )
Rahma : “ BISMILLAHIRROHMANIRROHIM, aku
terima semua permintaanmu Rama.” ( Sambil tersenyum )
Dan akhirnya mereka pun menikah
dan hidup bahagia untuk selamanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar